arsitektur

Friday, September 8, 2017

ARSITEKTUR VERNAKULAR CHINA

ARSITEKTUR VENAKULAR CHINA


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tionghoa merupakan etnis yang mampu mempertahankan eksistensinya di tempat, tanpa menghilangkan karakter budayanya. Fenomena ini menunjukan Etnis Tionghoa mampu mempertahankan identitas budayanya dari pengaruh budaya lain dari lingkungan yang berbeda. Keberlangsungan Budaya Tionghoa juga ditunjukan dengan konsistensi identitas arsitekturnya yang sangat khas sehingga menjadi simbol keberadaan mereka di tiap lingkungan yang mereka tinggali.
Pada perkembangan berikutnya, penyebaran kebudayaan Tionghoa mencapai ke wilayah barat dan asia. Hal itu ditunjukan dengan banyaknya Permukiman Tionghoa “Pechinan” di wilayah asia dan barat. Pechinan adalah istilah yang digunakan sebagai referensi permukiman yang mayoritas dihuni oleh komunitas Tionghoa di luar wilayah China.
Karakteristik umum yang menjadikan Pechinan sangat khas adalah bentuk arsitektur tradisional yang mewakili budaya Tionghoa. Hal yang menarik adalah masyarakat Tionghoa mampu mempertahankan eksistensi budaya dengan konsistensi bentuk arsitektur tradisiona pada bangunannya di berbagai wilayah.

B. TUJUAN

1. Mengetahui dan memahami aspek fisik yang terkandung pada bangunan vernakular china
2. Mengetahui dan memahami aspek non-fisik yang terkandung pada bangunan vernakular china
3. Mengetahui dan memahami keterkaitan antara aspek fisik dengan aspek non-fisik pada bangunan vernakular china
4. Mengetahui dan memahami ciri/karakteristik arsitektur vernakular china
BAB 2
ARSITEKTUR VERNAKULAR TIONGHOA

A. TIPE-TIPE BANGUNAN TIONGHOA SECARA UMUM
1.      Tipe Utama
-Persegi Empat Vertikal
Pada dasarnya tipe ini adalah tipe sederhana dengan bagian airwell atau lubang udara ditengahnya. Bangunan ini disebut demikian karena jarak antara dinding utama dengan dinding belakang lebih panjang dibandingkan dengan jarak dinding kanan dan kirinya. Tipe ini merupakan bentuk paling umum di perkotaan urban yang sempit, dengan resolusi rumah toko di bagian depannya (ruko Cina atau Chinese Shophouse).
-Tipe Persegi Empat Horizontal
Bangunan  ini merupakan tipe sederhana yang banyak digunakan masyarakat pedesaan dan masyarakat bawah. Merupakan tipe bangunan yang didasarkan atas satu bangunan utama dengan tiga buah dinding penutup

2.      Tipe Halaman (Courtyard)
-Tipe Si Heyuan
Si Heyuan terdiri dari tiga bangunan dengan tipe dasar San Heyuan dengan penambahan halaman di bagian depan, ditandai dengan tambahan pintu pagar utama pada sisi kanan, di mana pada tipe sanheyuan pagar ini berada di tengah. Konsep simetris dan perencanaan sudut dipakai dengan adanya orientasi utara-selatan dan sebuah dinding penutup. Si Heyuan banyak dipakai pada hunian bertipe halaman di daerah Cina Selatan.
-Tipe San Heyuan
Tipe ini merupakan tiga buah bangunan dengan posisi seberang pintu pagar sebagai bangunan utama dan dua buah mengapit sisi kiri dan kanannya. Bagian tengah biasanya dibiarkan terbuka sebagai courtyard sebagai saran berkumpul dan sosial ekonomi sehari hari lainnya. Ciri utamanya tetap terletak pada konsep simetris dan perancangan aksial sudut tetapi tidak mengikuti sumbu utara-selatan dan tidak terdapat dinding penutup (Lip, 2009: 26).

3.      Tipe Gabungan

-Mixed San Heyuan dan Si Heyuan
Tipe ini merupakan gabungan dari kedua tipe san heyuan dan siheyuan yang memperluas halaman depan. Dilakukan penambahan tiga buah bangunan dengan komposisi yang sama dengan sanheyuan dan memiliki pintu pagar di tengah. Di tengah pusat kompleks bangunan utama terdapat Altar leluhur. Orang kaya di bagian Cina Selatan umumnya menggunakan tipe ini dengan menambah dan memperluas bagian sisi kiri kanan dan belakangnya dengan kompleks bangunan baru dan koridor-koridor yang besar dan rumit.
-Kompleks
Tipe ini menggabungkan semua bangunan persegi horizontal maupun vertikal dari denah diatas, yang dipisahkan koridor-koridor (gang), jembatan- jembatan, sungai-sungai kecil atau danau kecil buatan dan taman. Tipe ini agak kompleks dan rumit, banyak terdapat di pegunungan dengan kontur tanah yang tidak rata dan berbukit. Penataan hanya dapat ditaksir sebagai fungsi dari penaatan posisi dan hirarki simbolik dan aksis vertikal atas dasar kegunaan lahan.


B. ASPEK NON-FISIK PADA ARSITEKTUR TIONGHOA DI KLENTENG
1.      Fengshui
Fengshui merupakan metode untuk menentukan arah serta orientasi dari suatu kota, rumah, dan bangunan-bangunan lain dengan tujuan memperoleh energi (Qi) dari elemen-elemen alam pada lansekap seperti air, tanah, api, dan angin, serta elemen-elemen celestial seperti langit dan matahari.
Praktik Fengshui sudah ada sejak sebelum ajaran Taoisme dan hingga saat ini seringkali masih digunakan oleh beberapa kalangan masyarakat Tionghoa sebagai manifestasi dari harmonisasi kehidupan dengan kekuatan alam. Filosofi utama Fengshui adalah keseimbangan Yin dan Yang.
2.      Konfusianisme
Pemikiran dari ajaran Konfusianisme diterapkan melalui penggunaan courtyard pada bangunan-bangunan Tionghoa. Keberadaan courtyard tersebut dapat membentuk suatu “dunia kecil” sebagai ruang privat terbuka dan sejalan dengan prinsip Fengshui dalam mengupayakan masuknya energi (Qi) dari alam ke bagian dalam bangunan.
Agar energy (Qi) tersebut dapat menyebar secara merata ke seluruh area bangunan, maka courtyard selalu diletakkan pada bagian tengah bangunan pada sumbu mebujur (Jin) utama. Ruang-ruang yang mengelilingi courtyard pun dikomposisikan secara simetris terhadap courtyard agar mampu menyerap energi alam (Qi) secara optimal.
Keberadaan courtyard sendiri didasarkan pada prinsip Konfusianisme bahwa manusia harus dekat dengan elemen tanah untuk memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran hidup.
C. ASPEK FISIK PADA ARSITEKTUR TIONGHOA DI KLENTENG
1.      Courtyard
Courtyard merupakan ruang terbuka pada rumah China. Ruang terbuka ini sifatnya lebih privat dan biasanya digabung dengan kebun/taman. Rumah-rumah gaya Cina Utara pada umumnya memiliki courtyard yang luas dan kadang-kadang berjumlah lebih dari satu, namun di daerah China Selatan, di mana banyak orang Tionghoa Indonesia berasal, courtyard berukuran lebih sempit karena lebar kavling tidak terlalu besar (Kol, 1984:21).
Rumah-rumah orang Tionghoa Indonesia yang ada di daerah Pecinan jarang yang memiliki courtyard. Jikalau ada, courtyard tersebut lebih berfungsi untuk memasukkan cahaya alami pada siang hari atau sebagai ventilasi penghawaan alami. Courtyard pada arsitektur Tionghoa di Indonesia biasanya diganti dengan teras-teras yang cukup lebar.
2.      Bentuk Atap yang khas
Sudut kemiringan atap Cina tidak lurus seperti bangunan- bangunan barat yang dilakukan dengan mengubah jarak balok penunjang atap untuk mencapai atap yang melengkung, di beberapa bangunan sudut- sudutnya melengkung ke atas. Selain untuk keindahan, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat aliran air hujan agar tidak jatuh langsung ke halaman dan merusak tanah (Kohl, 1984: 23).

Ada lima macam  tipe atap bangunan arsitektur Cina, yaitu:

1) Atap jurai (Pitched roof/Wu Tien);
2) Atap pelana dengan tiang-tiang kayu (gable roof supported by wooden truss at the ends/Hsuan Shan);
3) Atap pelana dengan dinding tembok (gable roof with solid walls and the ends/Ngang Shan);
4) Kombinasi atap jurai dengan atap pelana (half-pitched roof and half gable roofs/Hsuan Shan);
5) Atap piramida (half-pitched roofs/Tsuan Tsien).

Lengkung atap dan  kuda-kuda pelana ditopang oleh jajaran tiang-tiang yang terbuat dari balok padat, bundar dan persegi, membentuk kuda-kuda atap.

Tipe bubungan atapnya  yaitu (Kohl, 1984: 28):
-          tipe ujung lancip (end of straw);
-          tipe geometri (geometric);
-          tipe awan berombak (curling wave); dan
-          tipe awan meliuk/ujung meliuk (curling end).

Khusus pada bangunan beratap pelana, memiliki jenis dinding samping sebagai berikut, yang sering ditemukan pada bangunan Cina di Selatan (Kohl, 1984: 33).
a) Tangga (Stepped Gable Wall);
b) Busur (Bow Shape);
c) Lurus (Straight);
d) Lima Puncak Surga (five peaks adoring heaven); 

Dua jenis dinding pelana yang umum  ialah motif v terbalik dan tipe kucing merayap. Biasanya  motif yang membawa keberuntungan seperti kupu-kupu (hu) dengan lonceng atau  vas dan kelelawar (fu) dibubuhkan pada puncak samping dinding pelana, mereka juga sebagai lambang berkat dan perlindungan (Kohl, 1984: 101).






D. ARSITEKTUR TRADISIONAL TIONGHOA

Keunikan arsitektur tradisional Tionghoa adalah penggunaan kayu sebagai material konstruksi utama (Kupier 2011). Bangunan arsitektur di Tionghoa umumnya memiliki karakteritik utama sebagai berikut:

1) prestasi terbesarnya yaitu  maha karya istana kerajaan dan penataan kota, yang mencerminkan sistem pemerintahan kekaisaran dan struktur sistem sosial,
2) Court yard didepan bangunan, secara simetris menjadi umbu bangunan utama,
3) Menyesuaikan dengan alam.

Menurut David G. Khol (1984:22) dalam bukunya menuliskan ciri khas arsitektur Tionghoa di Asia Tenggara adalah sebagai berikut:
- courtyard
- Elemen-elemen struktural yang terbuka (yang kadang-kadang disertai dengan  ornamen ragam hias)
- Penekanan pada bentuk atap yang khas.
- Penggunaan warna yang khas.


1.      Elemen-Elemen Struktural yang Diekspos

Keahlian orang Tionghoa terhadap kerajinan ragam hias dan konstruksi kayu, tidak dapat diragukan lagi. Ukir-ukiran serta konstruksi kayu sebagai bagian dari struktur bangunan pada arsitektur Tionghoa, dapat dilihat sebagai ciri khas pada bangunan Tionghoa. Detail-detail konstruktif seperti penyangga atap (tou kung), atau pertemuan antara kolom dan balok, rangka atapnya dibuat sedemikian  indah, sehingga tidak perlu ditutupi bahkan diperlihatkan telanjang, sebagai bagian dari keahlian pertukangan kayu  yang piawai.










2.      Penggunaan Warna-Warna yang Khas

Warna pada arsitektur Tionghoa memiliki arti/makna simbolik. Warna-warna tertentu pada umumnya diberikan pada elemen-elemen tertentu pada bangunan karena warna merupakan salah satu penerapan dari aspek religi/kepercayaan masyarakat Tionghoa. Setiap warna memiliki arti/makna tertentu, antara lain:

1)       Merah
Warna merah merupakan warna api dan warna api dan warna arah selatan. Warna merah merupakan lambang keberuntungan dan kemakmuran, sekaligus melambangkan kebenaran dan ketulusan hati. Warna merah seringkali dikaitkan dengan sifat Yang dari matahari. Pada arsitektur Tionghoa, warna merah sering terdapat pada kolom, dinding, dan ornamen-ornamen bangunan.

2)       Kuning
Warna kuning merupakan warna tanah. Dalam arsitektur Tionghoa, dinding dan ornamen hias pada bangunan kelenteng seringkali diberi warna kuning. Warna kuning merupakan lambang kemakmuran dan sikap optimis, sekaligus lambing umur panjang dan kekayaan. Dalam sejarah Tiongkok, pakaian berwarna kuning hanya boleh dikenakan oleh Kaisar.

3)       Biru
Warna biru merupakan warna dari elemen air dan mewakili arah timur, sekaligus melambangkan kedudukan dan jabatan. Warna biru seringkali digunakan pada bagian atap dan dinding.

4)       Hijau
Dalam arsitektur Tionghoa, warna hijau sering diterapkan sebagai elemen dekorasi, balok, dan braket. Warna hijau merupakan simbol kayu dan melambangkan keberuntungan (rezeki yang melimpah).
                                                                                         



3.      Penerapan Jin dan Lu

Jin dan Lu merupakan bagian unit dari tataan massa bangunan yang berbentuk segi empat. Pada umumnya Jin dan Lu berupa suatu ruang yang diberi pembatas dinding atau hanya dibatasi oleh kolom-kolom sehingga secara psikologis mampu menghasilkan kesan ruang.
Jin merupakan aksis longitudinal yang membujur sesuai dengan peletakkan massa bangunan utama, sementara Lu merupakan aksis Lu longitudinal yang melintang sesuai dengan peletakkan massa bangunan sekunder. Jin dan Lu juga dapat ditumbuhkan untuk membentuk suatu ruang selasar (hall) dengan menggunakan unit standar pada sepanjang aksis membujur dan aksis melintang.



4.      Axial Planning

Ciri/karakteristik dari arsitektur bangunan Tionghoa adalah penerapan bentuk simetris orthogonal pada bagian denah dan potongan bangunan. Prinsip ini berasal dari kosmologi Tionghoa.
 Pada arsitektur Tionghoa, bagian selasar (hall) dan courtyard ditempatkan secara sejajar pada sepanjang aksis membujur (Jin) dengan susunan orthogonal.
Tatanan massa dalam bangunan arsitektur Tionghoa terletak saling terpisah dengan adanya courtyard yang pada akhirnya dianggap sebagai ruang utama dalam keseluruhan komposisi massa dan ruang bangunan dengan prinsip penataan:
1) Sumbu membujur (Jin) merupakan sumbu utama dan sumbu melintang (Lu) merupakan sumbu sekunder.
2) Terkadang suatu komposisi massa dan ruang hanya memiliki satu sumbu, yakni sumbu membujur (Jin), atau tanpa sumbu sama sekali.

Bentuk dasar dari arsitektur Tionghoa adalah persegi dan persegi panjang sebagai bentuk denah ruang dengan ruang-ruang yang menyatu dalam keseluruhannya. Arsitektur Tionghoa mengkomposisikankan bentuk-bentuk persegi dan persegi panjang dengan berbagai variasi sesuai dengan fungsi dan kebutuhan ruang dalam bangunan.
Kombinasi unit-unit ruang dan massa bangunan dalam arsitektur Tionghoa mematuhi prinsip keseimbangan dan simetri.
Sumbu utama tercipta melalui susunan struktur utama di bagian tengah, sementara sumbu-sumbu sayap tercipta melalui struktur sekunder di bagian kiri dan kanan yang mengelilingi ruang-ruang utama courtyard pada bangunan.


E. TIPE RUMAH SUBTERRANEAN HOUSE (SEMITROGLODYTIC HOUSES)

         Frontage rumah berada pada sisi sebuah tebing
         Adanya close courtyard
         Entryway memiliki vault
         Keuntungannya, lebih banyak bukaan untuk sirkulasi udara dan angina dan lebih sedikit resikonya
         terhadap gempa


1.      Cina Bagian Timur (Eastern Cina)

         Dataran landai (Jiangsu dan sebelah utara Zhejiang) dan
         Berbukit (sebelah selatan Anhui dan Zhejiang)
         Sepanjang sungai Yangtze, sebagai area paling subur di china
         Courtyard brick gate
         Suzhou house (row houses)

2.      Cina Bagian Barat dan Barat Daya (Western and South-Western Cina)

         Brick house
         Bentuk atap berundak atau bertingkat-tingkat
         Small courtyard

3.      Hakka Region

         Besar, berbentuk persegi dan lingkaran
         Terbuat dari bata (brick)
         Adanya enclose structure (weizi)

4.      Dataran pantai sebelah selatan (The Southern Coast)

         Courtyard house
         Material bangunan granite block dan bata merah dan kayu
         Dekorasi biasanya pada bagian atap yang terbuat dari kayu Material Bangunan dan Teknologi Pit dwelling
         Rumah bawah tanah (yaodong):
         Tanah kuning =tanah liat =huangtu ( clay brick)
         Endapan lumpur sungai yang dikeringkan (mud brick)
         Tanah lempung ( pounded earth) Setelah tahun 1949 :
         Adobe brick = tanah liat dan jerami yang dipadatkan kemudian dibakar
         Granite block dan Bata merah
         Konstruksi atap : kayu dan genteng
         Bentuk dan Ruang
         Modul atau standar dimensi ruang adalah jian
         Jian adalah ruang yang berada pada interval kolom yang memiliki ukuran tertentu (lebar dan panjang) termasuk ukuran tingginya (volume ruang)
         Banyaknya jian mulai dari satu, tiga dan lima. Jumlah jian yang genap dihindarkan karena mewakili bentuk asimetri dan bentuk yang tidak tentu.








BAB 3
RUMAH VERNAKULAR CHINA
A.    KEADAAN ALAM
1.      Lokasi                         :
2.      Iklim                :
China memiliki iklim tropis. Di musim dingin, terdapat  lebih sedikit curah hujan di China daripada di musim panas. Iklim di sini diklasifikasikan sebagai Aw berdasarkan sistem Köppen-Geiger. Suhu di sini rata-rata 26.3 °C. Curah hujan di sini rata-rata 1183 mm.
Grafik iklim china
Bulan terkering adalah Februari. Di sana terdapat 16 mm presipitasi di Februari. Dengan rata-rata 221 mm, hampir semua presipitasi jatuh pada Agustus.
3.      Sumber daya alam
Seperti pada wilayah  tropis pada umumnya sumber daya alam di china tidak jauh berbeda dengan yang lain, seperti :
-          Kayu
-          Batu
-          Batu bata
-          Bambu
-          Tanah liat
-          Genteng

4.      Struktur bangunan
            Struktur bangunan arsitektur vernakular china memiliki berbagai macam bentuk dan  rupa tergantung pada kawasannya seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Struktur bangunan arsitektur vernakular china secara umum :
-          Pondasi berupa pondasi umpak
-          Struktur badan berupa kayu, batu bata, dan tanah liat
-          Struktur atap memiliki kemiringan yang curam biasanya berupa kayu dan genteng
-          Rangka atap selalu di ekspos



           
B.     RUMAH VERNAKULAR DI CHINA
Cina juga kaya dengan arsitektur vernakular. Di wilayah bagian selatan, yang merupakan induk rumpun Austronesia menjadi konsep awal dari aristektur Austronesia
.

Rumah vernakular Cina yang ada di Cina dibagi atas beberapa tipe seperti :
• Rumah bata dengan ruang terbuka persegi di sebelah utara China (siheyuan)
• Arsitektur subterranean di wilayah loess seperti Shanxi, Shaanxi dan provinsi Henan.
• Arsitektur dengan konstruksi kayu dan bata di sebelah barat dan barat daya China
• Konstruksi kayu di sebelah timur china
• Arsitektur tanah liat dan kayu di Hakka (Fujian), Guangdong dan Jiangxi
• Batu bata, kayu dan bangunan batu sepanjang selatan China.
1.      Tipikal rumah di China Bagian Utara ( Northern China)
• Tipe rumah yang memiliki halaman tengah atau dikenal dengan sebutan siheyuan (Courtyard house)
• Adanya hutong (gang sempit sebagai frontage dari rumah )
• Gerbang yang berornamen menuju ke court yard yang disebut dengan chuihuamen ( hanging flower gate)
• Pada tipe dasar hanya terdapat satu ourt yard, sedangkan jumlah court yard bergantung pada besar rumah.
2.      Tipikal rumah dan desa di Loess Region
• Cave dwelling (troglodytic houses)
• Subterranean house (semi troglodytic house)
• Adanya kang (tempat tidur yang terbuat dari tanah liat)
• Desa gua
• Desa gua di Gansu yang menunjukkan masing-masing rumah memiliki courtyard
3.      Rumah Gua (cave dwelling) 
Memiliki konsep arsitektur sebagai berikut:
                                       
Cave dwellinG
• Pintu masuk (Entriway) berbentuk vault
• Adanya courtyard
• Satu rumah biasanya terdiri atas dua atau tiga ruang.
Tipe rumah Subterranean house (semitroglodytic houses)
• Frontage rumah berada pada sisi sebuah tebing
• Adanya close courtyard
• Entryway memiliki vault
• Keuntungannya, lebih banyak bukaan untuk sirkulasi udara dan angina dan lebih sedikit resikonya
terhadap gempa.

Cina Bagian Timur (Eastern Cina), terbagi atas dua geografi :
• Dataran landai (Jiangsu dan sebelah utara Zhejiang) dan
• Berbukit (sebelah selatan Anhui dan Zhejiang)
• Sepanjang sungai Yangtze, sebagai area paling subur di china
• Courtyard brick gate
• Suzhou house (row houses)

Cina Bagian Barat dan Barat Daya (Western and South-Western Cina)
• Brick house
• Bentuk atap berundak atau bertingkat-tingkat
• Small courtyard

Hakka Region
                                               
  Hakka walled village

• Besar, berbentuk persegi dan lingkaran
• Terbuat dari bata (brick)
• Adanya enclose structure (weizi)




DAFTAR PUSTAKA
2.      jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/interior/article/download/538/458


     







No comments:

Post a Comment

PERAN ARSITEK DALAM MENANGGAPI RESIKO BENCANA DIPERKOTAAN

PERAN ARSITEK DALAM PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN TANGGAP BENCANA Oleh : Ardiansyah (150701015) Aceh merupakan salah satu provinsi di...