ARSITEKTUR VENAKULAR CHINA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tionghoa merupakan etnis yang mampu mempertahankan eksistensinya di tempat,
tanpa menghilangkan karakter budayanya. Fenomena ini menunjukan Etnis Tionghoa
mampu mempertahankan identitas budayanya dari pengaruh budaya lain dari
lingkungan yang berbeda. Keberlangsungan Budaya Tionghoa juga ditunjukan dengan
konsistensi identitas arsitekturnya yang sangat khas sehingga menjadi simbol
keberadaan mereka di tiap lingkungan yang mereka tinggali.
Pada perkembangan berikutnya, penyebaran kebudayaan Tionghoa mencapai ke
wilayah barat dan asia. Hal itu ditunjukan dengan banyaknya Permukiman Tionghoa
“Pechinan” di wilayah asia dan barat. Pechinan adalah istilah
yang digunakan sebagai referensi permukiman yang mayoritas dihuni oleh
komunitas Tionghoa di luar wilayah China.
Karakteristik umum yang menjadikan Pechinan sangat khas adalah
bentuk arsitektur tradisional yang mewakili budaya Tionghoa. Hal yang menarik
adalah masyarakat Tionghoa mampu mempertahankan eksistensi budaya dengan
konsistensi bentuk arsitektur tradisiona pada bangunannya di berbagai wilayah.
B. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami aspek fisik yang terkandung pada
bangunan vernakular china
2. Mengetahui dan memahami aspek non-fisik yang terkandung pada
bangunan vernakular china
3. Mengetahui dan memahami keterkaitan antara aspek fisik dengan
aspek non-fisik pada bangunan vernakular
china
4. Mengetahui dan memahami ciri/karakteristik arsitektur vernakular china
BAB 2
ARSITEKTUR
VERNAKULAR TIONGHOA
A. TIPE-TIPE BANGUNAN TIONGHOA SECARA UMUM
1.
Tipe Utama
-Persegi Empat Vertikal
Pada dasarnya tipe ini adalah tipe sederhana dengan bagian airwell atau
lubang udara ditengahnya. Bangunan ini disebut demikian karena jarak antara
dinding utama dengan dinding belakang lebih panjang dibandingkan dengan jarak
dinding kanan dan kirinya. Tipe ini merupakan bentuk paling umum di perkotaan
urban yang sempit, dengan resolusi rumah toko di bagian depannya (ruko
Cina atau Chinese Shophouse).
-Tipe Persegi Empat Horizontal
Bangunan ini merupakan tipe sederhana yang banyak digunakan
masyarakat pedesaan dan masyarakat bawah. Merupakan tipe bangunan yang
didasarkan atas satu bangunan utama dengan tiga buah dinding penutup
2.
Tipe Halaman (Courtyard)
-Tipe Si Heyuan
Si Heyuan terdiri dari tiga bangunan dengan tipe dasar San Heyuan dengan
penambahan halaman di bagian depan, ditandai dengan tambahan pintu pagar utama
pada sisi kanan, di mana pada tipe sanheyuan pagar ini berada di tengah. Konsep
simetris dan perencanaan sudut dipakai dengan adanya orientasi utara-selatan
dan sebuah dinding penutup. Si Heyuan banyak dipakai pada hunian bertipe
halaman di daerah Cina Selatan.
-Tipe San Heyuan
Tipe ini merupakan tiga buah bangunan dengan posisi seberang pintu pagar
sebagai bangunan utama dan dua buah mengapit sisi kiri dan kanannya. Bagian
tengah biasanya dibiarkan terbuka sebagai courtyard sebagai saran berkumpul dan
sosial ekonomi sehari hari lainnya. Ciri utamanya tetap terletak pada konsep
simetris dan perancangan aksial sudut tetapi tidak mengikuti sumbu utara-selatan
dan tidak terdapat dinding penutup (Lip, 2009: 26).
3.
Tipe Gabungan
-Mixed San Heyuan dan Si Heyuan
Tipe ini merupakan gabungan dari kedua tipe san heyuan dan siheyuan yang
memperluas halaman depan. Dilakukan penambahan tiga buah bangunan dengan
komposisi yang sama dengan sanheyuan dan memiliki pintu pagar di tengah. Di
tengah pusat kompleks bangunan utama terdapat Altar leluhur. Orang kaya di
bagian Cina Selatan umumnya menggunakan tipe ini dengan menambah dan memperluas
bagian sisi kiri kanan dan belakangnya dengan kompleks bangunan baru dan
koridor-koridor yang besar dan rumit.
-Kompleks
Tipe ini menggabungkan semua bangunan persegi horizontal maupun vertikal
dari denah diatas, yang dipisahkan koridor-koridor (gang), jembatan- jembatan,
sungai-sungai kecil atau danau kecil buatan dan taman. Tipe ini agak kompleks
dan rumit, banyak terdapat di pegunungan dengan kontur tanah yang tidak rata
dan berbukit. Penataan hanya dapat ditaksir sebagai fungsi dari penaatan posisi
dan hirarki simbolik dan aksis vertikal atas dasar kegunaan lahan.
B. ASPEK NON-FISIK PADA ARSITEKTUR TIONGHOA DI KLENTENG
1.
Fengshui
Fengshui merupakan metode untuk menentukan arah serta orientasi dari suatu
kota, rumah, dan bangunan-bangunan lain dengan tujuan memperoleh energi (Qi)
dari elemen-elemen alam pada lansekap seperti air, tanah, api, dan angin, serta
elemen-elemen celestial seperti langit dan matahari.
Praktik Fengshui sudah ada sejak sebelum ajaran Taoisme dan hingga saat ini
seringkali masih digunakan oleh beberapa kalangan masyarakat Tionghoa sebagai
manifestasi dari harmonisasi kehidupan dengan kekuatan alam. Filosofi utama
Fengshui adalah keseimbangan Yin dan Yang.
2.
Konfusianisme
Pemikiran dari ajaran Konfusianisme diterapkan melalui penggunaan courtyard
pada bangunan-bangunan Tionghoa. Keberadaan courtyard tersebut dapat
membentuk suatu “dunia kecil” sebagai ruang privat terbuka dan sejalan dengan
prinsip Fengshui dalam mengupayakan masuknya energi (Qi) dari alam ke bagian
dalam bangunan.
Agar energy (Qi) tersebut dapat menyebar secara merata ke seluruh area
bangunan, maka courtyard selalu diletakkan pada bagian tengah bangunan pada
sumbu mebujur (Jin) utama. Ruang-ruang yang mengelilingi courtyard pun dikomposisikan
secara simetris terhadap courtyard agar mampu menyerap energi alam (Qi) secara
optimal.
Keberadaan courtyard sendiri didasarkan pada prinsip Konfusianisme bahwa
manusia harus dekat dengan elemen tanah untuk memperoleh kesejahteraan dan
kemakmuran hidup.
C. ASPEK FISIK PADA ARSITEKTUR TIONGHOA DI KLENTENG
1.
Courtyard
Courtyard merupakan ruang terbuka pada rumah
China. Ruang terbuka ini sifatnya lebih privat dan biasanya digabung dengan
kebun/taman. Rumah-rumah gaya Cina Utara pada umumnya memiliki courtyard yang
luas dan kadang-kadang berjumlah lebih dari satu, namun di daerah China
Selatan, di mana banyak orang Tionghoa Indonesia berasal, courtyard berukuran
lebih sempit karena lebar kavling tidak terlalu besar (Kol, 1984:21).
Rumah-rumah orang Tionghoa Indonesia yang ada di daerah Pecinan jarang yang
memiliki courtyard. Jikalau ada, courtyard tersebut lebih
berfungsi untuk memasukkan cahaya alami pada siang hari atau sebagai ventilasi
penghawaan alami. Courtyard pada arsitektur Tionghoa di Indonesia
biasanya diganti dengan teras-teras yang cukup lebar.
2.
Bentuk Atap yang khas
Sudut kemiringan atap Cina tidak lurus seperti bangunan- bangunan barat
yang dilakukan dengan mengubah jarak balok penunjang atap untuk mencapai atap
yang melengkung, di beberapa bangunan sudut- sudutnya melengkung ke atas.
Selain untuk keindahan, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat aliran air hujan
agar tidak jatuh langsung ke halaman dan merusak tanah (Kohl, 1984: 23).
Ada lima macam
tipe atap bangunan arsitektur Cina, yaitu:
1) Atap jurai (Pitched roof/Wu Tien);
1) Atap jurai (Pitched roof/Wu Tien);
2) Atap pelana
dengan tiang-tiang kayu (gable roof supported by wooden truss at the
ends/Hsuan Shan);
3) Atap pelana
dengan dinding tembok (gable roof with solid walls and the ends/Ngang Shan);
4) Kombinasi
atap jurai dengan atap pelana (half-pitched roof and half gable roofs/Hsuan
Shan);
5) Atap
piramida (half-pitched roofs/Tsuan Tsien).
Lengkung atap dan kuda-kuda
pelana ditopang oleh jajaran tiang-tiang yang terbuat dari balok padat, bundar
dan persegi, membentuk kuda-kuda atap.
Tipe bubungan atapnya yaitu (Kohl, 1984: 28):
- tipe ujung
lancip (end of straw);
- tipe geometri (geometric);
- tipe awan
berombak (curling wave); dan
- tipe awan
meliuk/ujung meliuk (curling end).
Khusus pada bangunan beratap pelana,
memiliki jenis dinding samping sebagai berikut, yang sering ditemukan pada
bangunan Cina di Selatan (Kohl, 1984: 33).
a) Tangga (Stepped Gable Wall);
b) Busur (Bow Shape);
c) Lurus (Straight);
d) Lima Puncak Surga (five peaks adoring heaven);
Dua jenis dinding pelana yang umum
ialah motif v terbalik dan tipe kucing merayap. Biasanya motif yang
membawa keberuntungan seperti kupu-kupu (hu) dengan lonceng atau
vas dan kelelawar (fu) dibubuhkan pada puncak samping dinding
pelana, mereka juga sebagai lambang berkat dan perlindungan (Kohl, 1984: 101).
D. ARSITEKTUR TRADISIONAL TIONGHOA
Keunikan arsitektur tradisional Tionghoa adalah penggunaan kayu sebagai
material konstruksi utama (Kupier 2011). Bangunan arsitektur di Tionghoa
umumnya memiliki karakteritik utama sebagai berikut:
1) prestasi
terbesarnya yaitu maha karya istana kerajaan dan penataan kota, yang
mencerminkan sistem pemerintahan kekaisaran dan struktur sistem sosial,
2) Court yard didepan
bangunan, secara simetris menjadi umbu bangunan utama,
3) Menyesuaikan
dengan alam.
Menurut David G.
Khol (1984:22) dalam bukunya menuliskan ciri khas arsitektur Tionghoa di Asia
Tenggara adalah sebagai berikut:
- courtyard
- Elemen-elemen
struktural yang terbuka (yang kadang-kadang disertai dengan ornamen ragam
hias)
- Penekanan pada
bentuk atap yang khas.
- Penggunaan warna
yang khas.
1. Elemen-Elemen Struktural yang Diekspos
Keahlian orang Tionghoa terhadap
kerajinan ragam hias dan konstruksi kayu, tidak dapat diragukan lagi.
Ukir-ukiran serta konstruksi kayu sebagai bagian dari struktur bangunan pada
arsitektur Tionghoa, dapat dilihat sebagai ciri khas pada bangunan Tionghoa.
Detail-detail konstruktif seperti penyangga atap (tou kung), atau pertemuan
antara kolom dan balok, rangka atapnya dibuat sedemikian indah, sehingga tidak
perlu ditutupi bahkan diperlihatkan telanjang, sebagai bagian dari keahlian
pertukangan kayu yang piawai.
2. Penggunaan Warna-Warna yang Khas
Warna pada arsitektur Tionghoa memiliki
arti/makna simbolik. Warna-warna tertentu pada umumnya diberikan pada
elemen-elemen tertentu pada bangunan karena warna merupakan salah satu
penerapan dari aspek religi/kepercayaan masyarakat Tionghoa. Setiap warna
memiliki arti/makna tertentu, antara lain:
1) Merah
Warna merah merupakan warna api dan warna api dan warna
arah selatan. Warna merah merupakan lambang keberuntungan dan kemakmuran,
sekaligus melambangkan kebenaran dan ketulusan hati. Warna merah seringkali
dikaitkan dengan sifat Yang dari matahari. Pada arsitektur Tionghoa, warna
merah sering terdapat pada kolom, dinding, dan ornamen-ornamen bangunan.
2) Kuning
Warna kuning merupakan warna tanah. Dalam arsitektur
Tionghoa, dinding dan ornamen hias pada bangunan kelenteng seringkali diberi
warna kuning. Warna kuning merupakan lambang kemakmuran dan sikap optimis,
sekaligus lambing umur panjang dan kekayaan. Dalam sejarah Tiongkok, pakaian
berwarna kuning hanya boleh dikenakan oleh Kaisar.
3) Biru
Warna biru merupakan warna dari elemen air dan mewakili
arah timur, sekaligus melambangkan kedudukan dan jabatan. Warna biru seringkali
digunakan pada bagian atap dan dinding.
4) Hijau
Dalam arsitektur Tionghoa, warna hijau sering diterapkan
sebagai elemen dekorasi, balok, dan braket. Warna hijau merupakan simbol kayu
dan melambangkan keberuntungan (rezeki yang melimpah).
3. Penerapan Jin dan Lu
Jin dan Lu merupakan bagian unit dari
tataan massa bangunan yang berbentuk segi empat. Pada umumnya Jin dan Lu berupa
suatu ruang yang diberi pembatas dinding atau hanya dibatasi oleh kolom-kolom
sehingga secara psikologis mampu menghasilkan kesan ruang.
Jin merupakan aksis longitudinal yang membujur sesuai dengan peletakkan massa bangunan utama, sementara Lu merupakan aksis Lu longitudinal yang melintang sesuai dengan peletakkan massa bangunan sekunder. Jin dan Lu juga dapat ditumbuhkan untuk membentuk suatu ruang selasar (hall) dengan menggunakan unit standar pada sepanjang aksis membujur dan aksis melintang.
Jin merupakan aksis longitudinal yang membujur sesuai dengan peletakkan massa bangunan utama, sementara Lu merupakan aksis Lu longitudinal yang melintang sesuai dengan peletakkan massa bangunan sekunder. Jin dan Lu juga dapat ditumbuhkan untuk membentuk suatu ruang selasar (hall) dengan menggunakan unit standar pada sepanjang aksis membujur dan aksis melintang.
4. Axial Planning
Ciri/karakteristik dari arsitektur
bangunan Tionghoa adalah penerapan bentuk simetris orthogonal pada bagian denah
dan potongan bangunan. Prinsip ini berasal dari kosmologi Tionghoa.
Pada arsitektur Tionghoa, bagian selasar (hall)
dan courtyard ditempatkan secara sejajar pada sepanjang aksis membujur
(Jin) dengan susunan orthogonal.
Tatanan massa dalam bangunan arsitektur Tionghoa terletak
saling terpisah dengan adanya courtyard yang pada akhirnya dianggap
sebagai ruang utama dalam keseluruhan komposisi massa dan ruang bangunan dengan
prinsip penataan:
1)
Sumbu membujur (Jin) merupakan sumbu utama dan sumbu melintang (Lu) merupakan
sumbu sekunder.
2)
Terkadang suatu komposisi massa dan ruang hanya memiliki satu sumbu, yakni
sumbu membujur (Jin), atau tanpa sumbu sama sekali.
Bentuk dasar dari arsitektur Tionghoa adalah persegi dan
persegi panjang sebagai bentuk denah ruang dengan ruang-ruang yang menyatu
dalam keseluruhannya. Arsitektur Tionghoa mengkomposisikankan bentuk-bentuk
persegi dan persegi panjang dengan berbagai variasi sesuai dengan fungsi dan
kebutuhan ruang dalam bangunan.
Kombinasi unit-unit ruang dan massa
bangunan dalam arsitektur Tionghoa mematuhi prinsip keseimbangan dan simetri.
Sumbu utama tercipta melalui susunan
struktur utama di bagian tengah, sementara sumbu-sumbu sayap tercipta melalui
struktur sekunder di bagian kiri dan kanan yang mengelilingi ruang-ruang utama courtyard
pada bangunan.
E. TIPE RUMAH
SUBTERRANEAN HOUSE (SEMITROGLODYTIC HOUSES)
•
Frontage rumah berada pada sisi sebuah tebing
•
Adanya close courtyard
•
Entryway memiliki vault
•
Keuntungannya, lebih banyak bukaan untuk sirkulasi udara
dan angina dan lebih sedikit resikonya
•
terhadap gempa
1.
Cina Bagian Timur (Eastern Cina)
•
Dataran landai (Jiangsu dan sebelah utara Zhejiang) dan
•
Berbukit (sebelah selatan Anhui dan Zhejiang)
•
Sepanjang sungai Yangtze, sebagai area paling subur di
china
•
Courtyard brick gate
•
Suzhou house (row houses)
2.
Cina Bagian Barat dan Barat Daya (Western and
South-Western Cina)
•
Brick house
•
Bentuk atap berundak atau bertingkat-tingkat
•
Small courtyard
3.
Hakka Region
•
Besar, berbentuk persegi dan lingkaran
•
Terbuat dari bata (brick)
•
Adanya enclose structure (weizi)
4.
Dataran pantai sebelah selatan (The Southern Coast)
•
Courtyard house
•
Material bangunan granite block dan bata merah dan kayu
•
Dekorasi biasanya pada bagian atap yang terbuat dari kayu
Material Bangunan dan Teknologi Pit dwelling
•
Rumah bawah tanah (yaodong):
•
Tanah kuning =tanah liat =huangtu ( clay brick)
•
Endapan lumpur sungai yang dikeringkan (mud brick)
•
Tanah lempung ( pounded earth) Setelah tahun 1949 :
•
Adobe brick = tanah liat dan jerami yang dipadatkan
kemudian dibakar
•
Granite block dan Bata merah
•
Konstruksi atap : kayu dan genteng
•
Bentuk dan Ruang
•
Modul atau standar dimensi ruang adalah jian
•
Jian adalah ruang yang berada pada interval kolom yang memiliki
ukuran tertentu (lebar dan panjang) termasuk ukuran tingginya (volume ruang)
•
Banyaknya jian mulai dari satu, tiga dan lima. Jumlah
jian yang genap dihindarkan karena mewakili bentuk asimetri dan bentuk yang
tidak tentu.
BAB 3
RUMAH VERNAKULAR CHINA
A.
KEADAAN ALAM
1.
Lokasi
:
2.
Iklim
:
China memiliki iklim tropis. Di musim dingin, terdapat lebih sedikit
curah hujan di China daripada di musim panas. Iklim di sini diklasifikasikan
sebagai Aw berdasarkan sistem Köppen-Geiger. Suhu di sini rata-rata 26.3 °C.
Curah hujan di sini rata-rata 1183 mm.
Grafik iklim china
Bulan terkering
adalah Februari. Di sana terdapat 16 mm presipitasi di Februari. Dengan
rata-rata 221 mm, hampir semua presipitasi jatuh pada Agustus.
3.
Sumber daya alam
Seperti pada wilayah tropis pada umumnya sumber daya alam di china
tidak jauh berbeda dengan yang lain, seperti :
-
Kayu
-
Batu
-
Batu bata
-
Bambu
-
Tanah liat
-
Genteng
4.
Struktur bangunan
Struktur bangunan arsitektur vernakular china memiliki berbagai macam bentuk
dan rupa tergantung pada kawasannya seperti yang sudah dijelaskan pada
bab sebelumnya.
Struktur bangunan
arsitektur vernakular china secara umum :
-
Pondasi berupa pondasi umpak
-
Struktur badan berupa kayu, batu bata, dan tanah liat
-
Struktur atap memiliki kemiringan yang curam biasanya
berupa kayu dan genteng
-
Rangka atap selalu di ekspos
B.
RUMAH VERNAKULAR DI CHINA
Cina juga kaya dengan arsitektur vernakular. Di wilayah bagian selatan,
yang merupakan induk rumpun Austronesia menjadi konsep awal dari aristektur
Austronesia
.
Rumah vernakular
Cina yang ada di Cina dibagi atas beberapa tipe seperti :
• Rumah bata dengan ruang terbuka persegi di sebelah utara China (siheyuan)
• Arsitektur subterranean di wilayah loess seperti Shanxi, Shaanxi dan provinsi Henan.
• Arsitektur dengan konstruksi kayu dan bata di sebelah barat dan barat daya China
• Konstruksi kayu di sebelah timur china
• Arsitektur tanah liat dan kayu di Hakka (Fujian), Guangdong dan Jiangxi
• Batu bata, kayu dan bangunan batu sepanjang selatan China.
• Rumah bata dengan ruang terbuka persegi di sebelah utara China (siheyuan)
• Arsitektur subterranean di wilayah loess seperti Shanxi, Shaanxi dan provinsi Henan.
• Arsitektur dengan konstruksi kayu dan bata di sebelah barat dan barat daya China
• Konstruksi kayu di sebelah timur china
• Arsitektur tanah liat dan kayu di Hakka (Fujian), Guangdong dan Jiangxi
• Batu bata, kayu dan bangunan batu sepanjang selatan China.
1.
Tipikal rumah di China Bagian Utara ( Northern China)
• Tipe rumah yang
memiliki halaman tengah atau dikenal dengan sebutan siheyuan (Courtyard
house)
• Adanya hutong (gang sempit sebagai frontage dari rumah )
• Gerbang yang berornamen menuju ke court yard yang disebut dengan chuihuamen ( hanging flower gate)
• Pada tipe dasar hanya terdapat satu ourt yard, sedangkan jumlah court yard bergantung pada besar rumah.
• Adanya hutong (gang sempit sebagai frontage dari rumah )
• Gerbang yang berornamen menuju ke court yard yang disebut dengan chuihuamen ( hanging flower gate)
• Pada tipe dasar hanya terdapat satu ourt yard, sedangkan jumlah court yard bergantung pada besar rumah.
2.
Tipikal rumah dan desa di Loess Region
• Cave dwelling
(troglodytic houses)
• Subterranean house (semi troglodytic house)
• Adanya kang (tempat tidur yang terbuat dari tanah liat)
• Desa gua
• Desa gua di Gansu yang menunjukkan masing-masing rumah memiliki courtyard
• Subterranean house (semi troglodytic house)
• Adanya kang (tempat tidur yang terbuat dari tanah liat)
• Desa gua
• Desa gua di Gansu yang menunjukkan masing-masing rumah memiliki courtyard
3.
Rumah Gua (cave dwelling)
Memiliki konsep
arsitektur sebagai berikut:
Cave dwellinG
|
• Pintu masuk
(Entriway) berbentuk vault
• Adanya courtyard
• Satu rumah biasanya terdiri atas dua atau tiga ruang.
Tipe rumah Subterranean house (semitroglodytic houses)
• Frontage rumah berada pada sisi sebuah tebing
• Adanya close courtyard
• Entryway memiliki vault
• Keuntungannya, lebih banyak bukaan untuk sirkulasi udara dan angina dan lebih sedikit resikonya
terhadap gempa.
Cina Bagian Timur (Eastern Cina), terbagi atas dua geografi :
• Dataran landai (Jiangsu dan sebelah utara Zhejiang) dan
• Berbukit (sebelah selatan Anhui dan Zhejiang)
• Sepanjang sungai Yangtze, sebagai area paling subur di china
• Courtyard brick gate
• Suzhou house (row houses)
Cina Bagian Barat dan Barat Daya (Western and South-Western Cina)
• Brick house
• Bentuk atap berundak atau bertingkat-tingkat
• Small courtyard
• Adanya courtyard
• Satu rumah biasanya terdiri atas dua atau tiga ruang.
Tipe rumah Subterranean house (semitroglodytic houses)
• Frontage rumah berada pada sisi sebuah tebing
• Adanya close courtyard
• Entryway memiliki vault
• Keuntungannya, lebih banyak bukaan untuk sirkulasi udara dan angina dan lebih sedikit resikonya
terhadap gempa.
Cina Bagian Timur (Eastern Cina), terbagi atas dua geografi :
• Dataran landai (Jiangsu dan sebelah utara Zhejiang) dan
• Berbukit (sebelah selatan Anhui dan Zhejiang)
• Sepanjang sungai Yangtze, sebagai area paling subur di china
• Courtyard brick gate
• Suzhou house (row houses)
Cina Bagian Barat dan Barat Daya (Western and South-Western Cina)
• Brick house
• Bentuk atap berundak atau bertingkat-tingkat
• Small courtyard
Hakka Region
Hakka
walled village
|
• Besar, berbentuk persegi dan lingkaran
• Terbuat dari bata (brick)
• Adanya enclose structure (weizi)
DAFTAR PUSTAKA
2.
jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/interior/article/download/538/458
No comments:
Post a Comment